Tentang Sebuah Mimpi (Part 6)

DAEI ALJANNI
By -
0


Tentang Sebuah Mimpi (Part 6)

 
Terkadang masih terasa sukar untuk terbiasa,
Terbiasa dengan rasa,
Dan terbiasa dengan realita,
Yang padahal keduanya saling ber-anoniman,
Terkadang ber-suka saat mengingat rasa,
Namun juga ber-duka saat menatap realita,

Hahaha, bodohnya aku ini,
Terbuai asumsi sendiri,
Tertusuk harapan hati,
Memang seharusnya aku mengerti
Ia sudah ber-sisi
Dan tempat hatinya pun bukan disini,

Aku masih disini,
Berdiri menantang mentari,
Sampai menetes keringat didahi,
Aku hanya yakin pada hati,
Dengan rasa yang sudah terpatri,
Entah ku akan hidup atau mati,
Namun tetap kuingin memperjuangkan hingga akhir nanti,

Entah kebodohanku atau aku yang tak mengerti,
Sudah terjelas dan terbukti,
Dengan realita yang sudah terjadi,
Kejadian yang berulang kali,
Menusuk – nusuk di sanubari,
Namun anehnya ku tak ingin berpindah posisi,
Memang sudah terpatri,
Di dalam sanubari,

Entahlah, titiknya pun belum bersemai,
Ku hanya disini memangku mentari,
Menunggu dan menanggung sesak hati,
Aneh terjadi,
Sudah mulai kurasa sesak sanubari,
Yang dulu belum pernah kurasai,
Sepertinya rasa ini semakin menyemai dirinya sendiri,

Mungkin ini sebodohnya aku,
Rela sembilu dirulung kalbu,
Hanya deminya yang satu,
Yang padahal ia tak tahu tentang rasaku,

Sudah seminggu berlalu,
Semenjak mimpi itu membelengguku,
Semenjak hati ini mengenal rindu,
Semenjak bayangmu menghantuiku,

Memang, ku terlalu bermimpi tinggi,
Berharap ia disini,
Iya, ia disini, namun raganya saja, tidak dengan sang hati,

Entahlah sampai kapan ku harus berdiri,
Menantang sang mentari,
Kuhanya menunggu jawaban yang pasti,
Dari sang pencipta hati,

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)